Contoh banner 1

Saturday, 4 March 2017

MAKNA KATA

MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI

A.    Denotasi/leksikal/lugas.
Adalah makna yang sebenarnya dari kata itu terlepas dari kalimatnya. Makna kata yang sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia.
Contoh:
- meninggal                                               =          tak bernyawa
- bisa                                                         =          dapat
- membawa                                               =          mengangkat benda dengan tangan
- bunga                                                      =          bagian dari tumbuhan yang bermahkota.
- melihat                                                   =          menggunakan alat indera penglihatan.

B.     Kontasi/gramatikal/kias.
Adalah makna kata yang sudah mengalami perluasan dari arti kata yang sebenarnya.
Contoh :

1.                     Konotasi yang mengalami perluasan.
-    Tony sedang mengamati pertumbuhan jamur.
-    Orang itu pekerjaannya memungut puntung rokok.
-    Gerombolan perampok itu berhasil di tangkap petugas.
-    Para pahlawan gugur sebagai bunga bangsa.
-    Para petani sedang menuai padi di sawah.
-    Kota Jakarta banyak tunakarya.

2.                  Konotasi yang berupa kiasan.
-    Sekarang banyak pejabat yang terkena kasus amplop.(uang suap).
-    Mata pencaharian penduduk desa adalah bertani. (pekerjaan).
-    Saya cuci tangan terhadap masalah itu. (tidak ikut campur)
-    Masalah itu hendaknya diselesaikan dengan kepala dingin. (sabar)
-    Pidato Pak Lurah terasa hambar.(tidak menarik)

KATA MAJEMUK ATAU GABUNGAN KATA

Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Contoh: tanda tangan; terima kasih; rumah sakit; tanggung jawab; kambing hitam; dll.
Perhatikan kalau gabungan kata itu mendapatkan imbuhan!
Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan atau akhiran saja, awalan atau akhiran itu harus dirangkai dengan kata yang dekat dengannya. kata lainnya tetap ditulis terpisah dan tidak diberi tanda hubung.
Contoh: berterima kasih; bertanda tangan; tanda tangani; dll.

Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan dan akhiran, 
penulisan gabungan kata harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung.
Contoh: menandatangai; pertanggungjawaban; mengkambinghitamkan; dll.

Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan kata yang sudah dianggap padu benar. Arti gabungan kata itu tidak dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu.
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela; darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga; padahal; kasatmata; matahari; daripada; barangkali; beasiswa; saputangan; dll
Kata daripada, misalnya, artinya tidak dapat dikembalikan kepada kata dari dan pada. Itu sebabnya, gabungan kata yang sudah dianggap satu kata harus ditulis serangkai.

Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya muncul dalam kombinasinya.
Contoh: tunanetra; tunawisma; narasumber; dwiwarna; perilaku; pascasarjana; subseksi; dll.
Kata tuna berarti tidak punya, tetapi jika ada yang bertanya, “Kamu punya uang?” kita tidak akan menjawabnya dengan “tuna”. Begitu juga dengan kata dwi, yang berarti dua, kita tidak akan berkata, “saya punya dwi adik laki-laki.” Karena itulah gabungan kata ini harus ditulis dirangkai.
Perhatikan gabungan kata berikut!
1.                  Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu diberi tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia; SIM-ku; KTP-mu.
1.                  Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang berupa kata dasar. Namun dipisah penulisannya jika dirangkai dengan kata berimbuhan.
Contoh: Mahabijaksana; Mahatahu; Mahabesar.
Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri keadilan; peri kemanusiaan.
Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar, gabungan kata maha dan esa ditulis terpisah => Maha Esa.
Kata mejemuk adalah gabungan beberapa kata yang berbeda arti membentuk satu kesatuan arti atau menimbulkan makna baru.
Contoh :
-              suami istri                    - tata tertib
-              lalu lintas                     - tua muda
-              sepeda mini                 - sepatu roda
-              rusak binasa                 - senja kala
-              sopan santun
Gabungan kata yang sudah dianggap padu, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh :

acapkali
adakalanya
bagaimana
belasungkawa
beasiswa
bumiputra
darmawisata
dukacita
kacamata
pribahasa
segitiga
ekstrakurikuler
mancanegara
pancasila
pramuniaga
transmigrasi
dasawarsa
swadaya
bilamana
daripada
saptakrida


1 comment: