MAKNA
DENOTASI DAN KONOTASI
A.
Denotasi/leksikal/lugas.
Adalah makna yang sebenarnya dari kata itu terlepas dari
kalimatnya. Makna kata yang sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia.
Contoh:
- meninggal = tak bernyawa
- bisa = dapat
- membawa = mengangkat benda dengan tangan
- bunga = bagian dari tumbuhan yang bermahkota.
- melihat = menggunakan
alat indera penglihatan.
B.
Kontasi/gramatikal/kias.
Adalah makna kata yang sudah mengalami perluasan dari
arti kata yang sebenarnya.
Contoh
:
1.
Konotasi
yang mengalami perluasan.
-
Tony sedang mengamati pertumbuhan jamur.
-
Orang itu
pekerjaannya memungut puntung rokok.
-
Gerombolan perampok itu
berhasil di tangkap petugas.
-
Para pahlawan gugur sebagai bunga bangsa.
-
Para petani sedang menuai padi di sawah.
-
Kota
Jakarta banyak tunakarya.
2.
Konotasi
yang berupa kiasan.
-
Sekarang banyak
pejabat yang terkena kasus amplop.(uang
suap).
-
Mata pencaharian penduduk desa adalah bertani. (pekerjaan).
-
Saya
cuci tangan terhadap masalah itu.
(tidak ikut campur)
-
Masalah itu
hendaknya diselesaikan dengan kepala
dingin. (sabar)
-
Pidato Pak Lurah
terasa hambar.(tidak menarik)
KATA MAJEMUK ATAU GABUNGAN KATA
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Contoh: tanda tangan; terima kasih; rumah sakit; tanggung jawab; kambing
hitam; dll.
Perhatikan kalau gabungan kata itu mendapatkan imbuhan!
Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan atau akhiran saja, awalan atau
akhiran itu harus dirangkai dengan kata yang dekat dengannya. kata lainnya tetap
ditulis terpisah dan tidak diberi tanda hubung.
Contoh: berterima kasih; bertanda tangan; tanda tangani; dll.
Contoh: berterima kasih; bertanda tangan; tanda tangani; dll.
Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan dan akhiran,
penulisan
gabungan kata harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung.
Contoh: menandatangai; pertanggungjawaban; mengkambinghitamkan; dll.
Contoh: menandatangai; pertanggungjawaban; mengkambinghitamkan; dll.
Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan kata yang sudah dianggap padu benar.
Arti gabungan kata itu tidak dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu.
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela; darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga; padahal; kasatmata; matahari; daripada; barangkali; beasiswa; saputangan; dll
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela; darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga; padahal; kasatmata; matahari; daripada; barangkali; beasiswa; saputangan; dll
Kata daripada, misalnya, artinya tidak dapat dikembalikan kepada
kata dari dan pada. Itu sebabnya, gabungan kata yang sudah
dianggap satu kata harus ditulis serangkai.
Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai
satu kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya muncul dalam
kombinasinya.
Contoh: tunanetra; tunawisma; narasumber; dwiwarna; perilaku; pascasarjana;
subseksi; dll.
Kata tuna berarti tidak punya, tetapi jika ada yang bertanya,
“Kamu punya uang?” kita tidak akan menjawabnya dengan “tuna”. Begitu juga
dengan kata dwi, yang berarti dua, kita tidak akan berkata, “saya
punya dwi adik laki-laki.” Karena itulah gabungan kata ini harus ditulis
dirangkai.
Perhatikan gabungan kata berikut!
1.
Jika unsur terikat itu diikuti
oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu diberi tanda
hubung.
Contoh: non-Indonesia; SIM-ku; KTP-mu.
1.
Unsur maha dan peri ditulis
serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang berupa kata dasar. Namun dipisah
penulisannya jika dirangkai dengan kata berimbuhan.
Contoh: Mahabijaksana; Mahatahu; Mahabesar.
Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri keadilan; peri kemanusiaan.
Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri keadilan; peri kemanusiaan.
Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar, gabungan kata maha dan
esa ditulis terpisah => Maha Esa.
Kata mejemuk adalah gabungan beberapa kata yang berbeda
arti membentuk satu kesatuan arti atau menimbulkan makna baru.
Contoh
:
-
suami
istri - tata tertib
-
lalu
lintas - tua muda
-
sepeda
mini - sepatu roda
-
rusak
binasa - senja kala
-
sopan
santun
Gabungan kata yang sudah dianggap padu, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Contoh
:
acapkali
adakalanya
bagaimana
belasungkawa
beasiswa
bumiputra
darmawisata
dukacita
kacamata
pribahasa
segitiga
ekstrakurikuler
mancanegara
pancasila
pramuniaga
transmigrasi
dasawarsa
swadaya
bilamana
daripada
saptakrida
Terima kasih materinya. Menambah pengetahuan bahasa.
ReplyDelete